Selamat Datang Di Dunia Salak Gading, Semoga Blog Ini Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca Sekalian

Senin, 26 Agustus 2013

KUALITAS PRIBADI KONSELOR


Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang menentukan jalannya konseling. Tidak hanya ilmu dan teknik-teknik yang harus dimiliki oleh seorang konselor. Fakta dilapangan menunjukkan, bahwa konseli (klien) tidak mau ke ruangan konselor untuk memanfaatkan konseling karena kepribadian konselor yang mereka anggap judes, keras, dan menakutkan. Oleh karena itu selain ilmu seorang konselor juga harus mempunyai kepribadian yang baik, berkualitas dan dapt dipertanggung jawabkan.
              Cavanagh, 1982 (Yusuf, 2009: 37) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai  dengan  karakteristik sebagai berikut :
1)      Pemahaman Diri (Self awareness)
Self awareness berarti bahwa konselor memehami dirinya dengan baik, memahami secara pasti apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan, dan masalah apa yang harus diselesaikan. Pentingnya pemahaman diri bagi konselor diantaranya sebagai berikut :
a)      Konselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan memiliki persepsi yang akurat tentang orang lain
b)      Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil memahami orang lain
c)      Konselor yang memahami dirinya akan mampu mengajarkan cara memahami diri kepada orang lain
d)     Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan konseli pada saat proses konseling berlangsung.
2)      Kompeten (Competence)
Kompeten diartikan bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, social, dan moral sebagai pribadi yang berguna.
3)      Kesehatan Psikologis
Konselor yang memiliki kesehatan psikologis yang baik memiliki kualitas sebagai berikut :
a)      Memperoleh pemuasan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan dan seks
b)      Dapat menghadapi masalah-masalah pribadi yang dimilki
c)      Menyadari kelemahan, atau keterbatasan kemampuan diri
d)     Menciptakan kehidupan yang lebih baik. Konselor dapat menikmati kehidupan secara nyaman.
4)      Dapat Dipercaya
Kualitas pribadi konselor yang dapat dipercaya sangat penting karena alasan sebagai berikut :
a)      Esensi tujuan konseling adalah mendorong konseli untuk mengmukakan masalah dirinya yang paling dalam.
b)      dalam konseling perlu mempercayai karakter dan motivasi konselor.
c)      Konseli yang mendapat penerimaan dan kepercayaan dari konselor, maka akan berkrmbang dalam dirinya sikap percaya diri.
Konselor yang dapat dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut :
a)      Memiliki pribadi yang konsisten.
b)      Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapan maupun perbuatan.
c)      Tidak pernah membuat orang lain kecewa atau kesal.
d)     Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak inkar janji, dan mau membantu secara penuh.
5)      Jujur (honesty)
Jujur yang dimaksud adalah konselor bersikap transparan (terbuka), autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini penting dalam konseling, karena alasan-alasan berikut :
a)      Sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling. Konselor yang menutup atau menyembunyikan bagian-bagian dirinya terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. Kedekatan hubungan psikologis sangat penting dalam konseling, sebab dapat menimbulkan hubungan yang langsung dan terbuka antara konselor dengan klien. Apabila terjadi ketertutupan dalam konseling dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien.
b)      Kejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif kepada klien.
Konselor yang jujur memiliki karakteristik sebagai berikut.
a)      Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya yang dipersepsi oleh dirinya sendiri (real self) sama sebangun dengan yang dipersepsi oleh orang lain (public self).
b)      Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.
6)      Kekuatan (Strength)
 Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu konseli akan merasa aman. Konseli memandang konselor sebagai orang yang :
(a)   tabah dalam menghadapi masalah,
(b)   dapat mendorong konseli untuk mengatasi masalah,
(c)    dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.
Konselor yang memiliki kekuatan cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut :
a)      Dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam konseling.
b)       Besifat fleksibel.
c)       Memiliki identitas diri yang jelas.
7)      Bersikap Hangat (Warmth)
Bersikap hangat adalah konselor besikap penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Dengan rasa hangat tersebut mendorong konseli untuk mendapat kehangatan dan melakukan “sharing” (bercerita) dengan konselor.
8)      Actives Responsiveness
Respon aktif yang dimaksud adalah konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan konseli.
9)      Sabar (Patience)
Sikap sabar konselor dalam konseling dapat membantu konseli untuk mengembangkan diri secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri konseli dari pada hasilnya.
10)  Kepekaan (Sensitivity)
Konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik pada diri konseli maupun dirinya sendiri. Kepekaan ini penting karena konseli yang datang untuk meminta bantuan kepada konselor pada umumnya tidak menyadari masalah yang sebenarnya dihadapi. Bahka ada yang tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah.
       Konselor yang memiliki kepekaan memiliki kualitas perilaku sebagai berikut.
a)      Sensitif terhadap reaksi dirinya sendiri.
b)       Mengetahui kapan, dimana, dan berapa lama mengungkap masalah konseli.
c)      Mengajukan pertanyaan tentang persepsi konseli tentang masalah yang dihadapinya.
d)     Sensitif terhadap sifat-sifat yang mudah membuat tersinggung.  
11)  Kesadaran Holistik (Holistic Awareness)
Pendekatan holistik dalam konseling berarti bahwa konselor memahami klien secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor sebagai seorang ahli dalam segala hal, disini menunjukkan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu meliputi : fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.
Konselor yang memiliki kesadaran holistik cenderung menampilkan karakteristik sebagai barikut.
a)      Menyadari secara akurat tentang dimensi-dimensi kepribadian yang kompleks.
b)      Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan tentang perlunya referal (rujukan).
c)      Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar